21 Mar 2013

Visi Adjie :Mengubah Dunia Dimulai dengan Mengubah Diri



Press Release AS/II-02/18-Mar/2013

Pernahkah merasa hati ini seperti kosong melompong, hampa tiada harapan bersinar, ataupun hati yang terus gundah gulana, manakala diserang suatu kejadian ataupun peristiwa yang tidak terduga sama sekali dalam kehidupan. Irama dalam perjalanan hidup ini bagaikan alunan lagu yang kadang bisa membuat diri tersentak hebat ketika mendengar bahkan melihat beragam berita yang mengiris hati. Semisal bencana alam yang baru-baru ini menghebohkan hampir merata di seluruh wilayah Indonesia. BANJIR. Yang paling fatal bencana banjir tahun ini adalah yang menimpa di Jakarta, yang terkenal sebagai ibu kota metropolitan. Dampak hebat dari bencana itu adalah jatuhnya banyak korban nyawa yang terhitung lagi jumlahnya. Selain kehilangan harta benda, rumah juga orang-orang yang dicintai. Sungguh mengenaskan. Adapula kasus korupsi yang kian merebak, menambah panjang daftar hitam mafia korupsi di tanah air. Penderitaan anak-anak kecil, yang terpaksa bekerja mengais sampah karena tingkat kemiskinan kota yang makin parah. Masih ada masalah klasik, pemalakan kayu akibat penebangan liar di hutan berimbas pada tandusnya hutan lindung. Semuanya tampak seperti rantai permasalahan yang saling berkaitan dan bikin suasana dunia kian semrawut.

Foto :Adjie Silarus, Meditator tehnik"Sejenak Hening"
Adakah cara bijaksana untuk mengantisipasi hal demikian ? Tetapkan visi baru melangkah maju untuk mengubah dunia menjadi lebih baik. “Mengubah diri terlebih dahulu,” demikian saran Adjie Silarus, yang telah mendalami tehnik meditasi Sejenak Hening beberapa tahun ini.
Sebagai meditator yang berpengalaman luas, Adjie Silarus pernah mendeskripsikan keberadaan setiap individu sebagai komponen yang saling berpengaruh  dalam ekosistem makro, yakni DUNIA. Jika suatu perubahan menjadi kebutuhan, maka dipastikan langkah mengawali perubahan baru adalah dengan mengubah dari dalam diri terlebih dahulu. Kemudian lihat efek domino yang ditimbulkan, efek perubahan akan menular pada sekitarnya.
Setiap orang yang berinisiatif untuk mulai berubah diri sendiri, maka keharmonisan dalam alam akan lebih mudah diraih.
Memulai menerima diri sendiri, berdamai dengan keadaan yang terjadi entah itu hal buruk ataupun baik, merupakan salah satu cara yang disarankan oleh Adjie Silarus . Semua  individu yang menjalani hidup duniawi pasti tidak lepas dari berbagai pengalaman, baik itu yang menyenangkan atau yang buruk. Setiap pengalaman tersebut membentuk diri mereka menjadi seperti yang sekarang. Adakalanya, pengalaman buruk membuat seseorang menjadi pasif, apatis, bertindak agresif terhadap orang lain, dan sukar merasakan kebahagiaan. Itu karena pengalaman buruk meninggalkan bekas luka dalam pada diri seseorang, dan berusaha untuk ditutupi atau dilupakan. Proses menutupi luka masa lalu inilah yang bisa berbalik membuat kita tidak bahagia.
Manfaat yang bisa dipetik jika seorang individu mampu berproses untuk mulai menerima diri sendiri apa adanya, adalah tercapainya balance dalam kehidupan. Tidak bisa dipungkiri dari kenyataan, entah itu pengalaman buruk ataupun indah, semuanya menjadi bagian dari diri yang perlu diterima secara utuh.
 “Tanpa penerimaan diri yang utuh seperti itu, kita tidak akan pernah bisa menjadi insan yang lengkap dan mampu berkontribusi positif terhadap lingkungan maupun dunia,” ujar Adjie.  
Tidak perlu menunggu sesuatu menjadi sempurna,jika ingin berkontribusi positif terhadap dunia, tambah Adjie kemudian.   Setiap orang bisa memulai dengan langkah kecil, yang dilanjutkan secara berkesinambungan. Contoh sederhananya, mulailah memperlakukan alam dengan lebih baik, tidak membuang sampah sembarangan, bersikap baik terhadap orang lain, dan menghindari perilaku memanipulasi uang atau korup.
Adjie Silarus juga mencontohkan suatu perilaku positif seorang individu yang berubah menjadi insan yang lebih peduli akan mengurangi secara langsung beban masalah di dunia. Meskipun proses perubahan yang terjadi secara bertahap. Lebih baik menikmati perubahan yang terjadi dengan lebih mendekatkan hidup pada Sang Khalik.

2 komentar:

  1. memang itu yang paling penting namun banyak terlupakan orang
    padahal apa mungkin bisa merubah banyak orang kalo merubah diri sendiri saja belum mampu...?

    BalasHapus
  2. makasi atas kunjungannya ya,Mas Rawins. Siiip, 100% setuju banget opininya :) sukses slalu ^_^.

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan berkomentar, insyaalah saya akan berkunjung balik. Sukses selalu :)