13 Nov 2015

Habis Gelap Terbitlah Terang

Habis gelap terbitlah terang -menjadi pengalaman berharga saya yang bisa (saja) menjadi inspirasi siapapun *the best wishes :). Jangan salah duga jika saya sama sekali tidak memiliki sepenggal cerita yang sama dengan yang ditulis pejuang emansipasi wanita terkenal masa dulu, ya " RA. Kartini. Misi memperjuangkan hak-hak kaum wanita yang tersisihkan. Catat, ya ! Hehehe 

Yang akan saya sharing dalam postingan ini bertolak dari hal-hal baru yang terjadi di seputar kehidupan saya, tentunya yang sehari-hari dialami. Jadi lebih baik ambil intisari yang penting dan bermanfaat sajalah, sementara yang kurang relevan cukup abaikan saja. Get it ? Okay.

Seperti bangun dari mimpi buruk. Begitu halnya gambaran yang spontan muncul ketika sedang enak-enaknya tidur pulas terpaksa "bangun" lantaran mendengar suara petir menggelegar. Pecah pula tangisan anak-anak yang bersambung memanggil-manggil ibunya *saya maklum, karena dulu pernah mengalami hal serupa. Kondisi sedang mati lampu. Wajar jika anak kecil merasa kaget bahkan menjerit ketakutan. Bahkan banyak orang dewasa juga demikian. Bisa dipastikan waktu tidur menjadi terganggu malahan anak-anak jadi susah untuk tidur kembali.

Belum lagi, jika listrik mati sampai berjam-jam lamanya efeknya juga bisa merugikan. Seperti yang baru saja terjadi. Aliran air (kebetulan saya langganan PAM) juga ikutan berhenti karena tidak ada energi yang memutarkan pompa air. Hampir setengah hari lebih, aktifitas jadi terganggu dan berantakan. Untuk keperluan mencuci, mandi ataupun berwudhu jadi tersendat mengingat saya tidak memiliki bak kamar mandi ataupun tandon air.

Menyadari bahwa bulan Nopember ini memasuki musim hujan jadi maklum jika bakalan datang hujan terus menerus. Tidak siang atau malam, hujan lebat turun diiringi guntur dan sesekali suara petir menyambar. Geledek panjang petir serasa bikin jantung mau copot. Hal itu juga yang membuat nyali saya dan anak-anak menciut. Sampai-sampai kita berpelukan erat satu sama lain, saling menenangkan. 
Tetap saja pikiran ini mengembara jauh "apakah seperti ini rasanya tidak berkutik  diterjang badai dahsyat ?"*ilusi-dirisendiri yang ngelantur :D

"Ya, Allah semoga hanya rinai hujan saja yang Engkau turunkan, jangan sampai  datangkan petir ataupun halilintar yang mengerikan itu....." begitulah salah satu dari doa *yang so selfish memohon kebaikkan dari datangnya hujan.

5 Hal Penting Mengantisipasi Musim Hujan
Terlepas dari rasa kekuatiran tadi, saya mensyukuri masih bisa menikmati datangnya hujan setelah sekian lama dikukung kemarau panjang. Menikmati aroma hujan yang membantu melembabkan dan menyuburkan tanah yang kering.
Pemikiran positif ini yang pada akhirnya memberikan pencerahan saya mencari solusi terbaik, apalagi dalam menghadapi situasi unpredictble mana kala hujan deras mengguyur.

Berikut ini antisipasi yang rutin saya persiapkan sejak detail jelang turun hujan :
1. Mengisi penuh air pada ember-ember besar yang ada (mengingat saya tidak punya tandon air) *masih dalam proses rencana pembelian. Hihihi . Sehingga nantinya tidak perlu risau sekali, andaikata air PAM tidak bisa mengalir lancar ataupun mati mendadak. Kalau perlu, nantinya mengungsi ke rumah kerabat atau sodara yang kebetulan memiliki persediaan air banyak.

2. Full charge. Jauh sebelumnya akan saya isi baterai pada lampu emergensi atau emergency light yang secara otomatis menyala ketika listrik padam seketika. Belajar dari pengalaman sebelumnya, gegara lupa mengisi baterai, beberapa lampu emergensi tidak bisa bekerja secara optimal. Tidak heran anak-anak saya jadi ribut ketakutan dalam keadaan gelap gulita. Please, forgive your  nice Mom.

3. Stok lilin. Lebih baik menyiapkan juga sejumlah lilin yang bisa dimanfaatkan jika baterai lampu emergensi mengalami drop. Tidak ada yang bisa mengetahui pasti sejauh mana akan terjadi pemadaman listrik. Yang harus diperhatikan jika memanfaatkan lilin haruslah berhati-hati dalam menempatkan lilin-lilin tersebut. Alih-alih untuk membantu penerangan malahan bisa berakibat fatal membuat kebakaran.

4. Sediakan minuman -makanan ringan. Hal ini dilakukan untuk berjaga-jaga, jika anak-anak mengalami rasa kaget bisa diredakan dengan memberikan minuman. Sambil menunggu reaksi anak-anak kembali tenang bisa diberikan makanan ringan tersebut.

5. Putar radio saku. Jika terjadi pemadaman listrik saat hujan, saya dan keluarga biasanya menyetel lagu dari radio saku. Sehingga lumayan terbantu suasana untuk tidak terlalu hening dan mencekam. Anak-anak kadang merasa gembira dan merasa seru menikmati alunan musik di radio saku yang jarang-jarang ditemui sekarang ini.

Nah, bagaimana para pembaca tercinta lumayan keren, kan ? Solusi yang saya lakukan dalam menghadapi kemungkinan yang terjadi saat hujan turun. Pantaslah saya sebut "Habis Gelap Terbitlah Terang" menurut versi pendapat saya.

Keep Happy Blogging 

12 komentar:

  1. iya musim hujan serem juga ya mbak apalagi kalo banyak petir.hehe
    saya juga kalo lagi ada petir biasanya hp dimatikan semua karna takut juga sih.hehe

    BalasHapus
  2. takut banjir. harus stock minuman kemasan yang banyak nih

    BalasHapus
  3. Ujan di Jogja sukses bikin mati listrik beberapa malam nih. Biasanya nyalain senter dari hp, soalnya ais takut gelap.

    BalasHapus
  4. Gak punya lampu emergency, jadi kalo udah mulai ujan, sedia korek api, lilin dan senter, biar gak nge-raba-raba kalo tiba-tiba lampu mati. Laptop cepet dimatiin, takut gak keburu log-out, hehe..

    BalasHapus
  5. aku takut gelap jadi kalau tiba2 mati lampu saat tidur pasti jerit kebiasaan dari kecil sampai saat ini sudah dewasa. maaknya paling sebel kalau sdh hujan lebat pakai petir pasti mati lampu

    BalasHapus
  6. stock lilin udah kyak mau ngepet aja yak hehe.
    nicepost sangat bermanfaat! :)

    BalasHapus
  7. iya ya, ini penting banget.. Karena listrik jarang mati, jadi suka terlena, mengabaikan barang-barang yang perlu dicharge. Kayak raket nyamuk, padahal kalo mati lampu, raket ini dibutuhin banget. Bukan buat nyamuk aja, cahaya lampu senternya pasti akan berguna Okesip, aku mau ngecharge raket dulu ya.. makasih udah diingetin :)

    BalasHapus
  8. Betul juga, aku nggak punya lampu emergency nih. Jadi deg-deg an kalo hujan deras saat malam hari, takut mati lampu.

    BalasHapus
  9. Keren mak, beberapa saya lakukan juga karena di rumah yang paling takut kalau mati lampu adalah saya :(:(

    BalasHapus
  10. Mantap kelima tipsnya, tapi klo saya kudu hati2 bener meletakkan lilin Mak, kos tetangga kamarnya pernah kebakaran gegara nyala api lilin membakar barang2 di sekitar, trs hampir seluruh ruangan gosong terbakar.

    Klo dlu di rumah saya pakai lampu teplok (pas jaman ada minyak tanah) yang digantungkan di langit2. dan ini aman :D
    tapi sekarang enggak, soalnya minyak tanah langka dan mahal. Palingan pakai senter.

    makasih mak :D

    BalasHapus
  11. Aku juga seram kalau hujan, Mbak. Sejak kecil gitu. Hiks. Dulu dipeluk emak. Sekarang sendirian. Duh. Kalau hujan memilih bobok selimutan :D

    BalasHapus
  12. betul semua tipsnya mbak...harus mulai siap-siap nie.. :)

    * kemarin anak saya pesan sebelum tidur : bu kalau lampu mati ibu harus peka ya..langsung ke kamarku bawa senter...

    >>padahal disamping bantalnya kan udah ada senter...??<<

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan berkomentar, insyaalah saya akan berkunjung balik. Sukses selalu :)