18 Sep 2013

[Dear Daughter] You Are My Miracle II...

Sebelumnya saya haturkan terima kasih atas tongkat estafet yang diberikan oleh Mak caem Latree Manohara (ini sepertinya mengingatkan artis indo cantik si Manohara-mantan istri Sultan Malaysia,ya ? Kalo ga salah.Hihihi). Okay, Let's share my own stories....

Percayakah kalau kehadiran anak adalah salah satu mukjijat terbesar dalam kehidupan duniawi ? Hmm, tentunya saya jawab 100% adalah YES !!! Sebab, jika saya menengok kembali ke masa10 tahun silam, saya akan terus menggeleng-gelengkan kepala penuh ketidakyakinan.
Yuk sobat-sobatku tercinta simak kisah sejati yang menjadi semangat juangku kembali hidup dan mencintai orang-orang terdekat yang pernah terabaikan #penyesalan sebelum terlambat#

Sebenarnya dalam hidup ini patut sangat bersyukur jika mengalami kehidupan yang lengkap. Pekerjaan, keluarga yang mencintai serta anak yang lucu. Begitulah romantika kehidupan, kadang suka duka silih berganti. Sebagai manusia saya merasa pernah melakukan salah dan khilaf, terutama dalam keaaan "down" benar-benar terpuruk. Seperti saya yang tidak pernah menyangka akan menderita ketidakseimbangan hormon (aduh bahasa kedokterannya saya lupa, maaf) yang otomatis tidak pernah mentruasi hampir 4 tahun.

Dulu sich saya enjoy-enjoy saja, ngirit pembalut (biasa emak2 prinsip ekonomis :D ) tetapi setelah saya bersama suami planning untuk menambah momongan, barulah saya merasa ngeri tentang dampak penyakit yang bisa ditimbulkan jika dalam kandungan rahim terdapat gangguan. Ada kista, tumor, bahkan bisa menjadi kanker ganas.

Karena itu saya melakukan terapi hormon. Sayangnya terapi tidak saya lakukan secara konsisten. Buat saya yang hanya pengajar swasta biasa, biaya terapi terlalu tinggi. Makanya saya setengah hati dalam menjalani pengobatan. Padahal menurut teman saya, yang seorang dokter, terapi hormon harus dilakukan secara berkesinambungan. Kalau tidak harus diulangi dari awal lagi.

Naah, itulah yang membuat saya kalah dengan rasa malas...ego saya menang. Singkatnya saya cuek dengan keadaan demikian sementara waktu.
Tanpa dinyana, ada badai yang menguji keluarga kami, salah satunya adalah mencari job diluar kota. Konon kompensasinya dua kali lipatnya dibanding di daerah yang selama ini saya pertahankan.

Frustrasi dobel memang saya rasakan, selain penyakit "dalam"" yang tidak kentara tadi plus dengan iming-iming kerja, yang notabene saya kudu berpisah dengan anak sulung (ketika itu masih kelas 1 SD). Wah saya dilanda dilema akut, di satu sisi berat meninggalkan tanggungjawab terhadap anak sementara itu juga dikejar-kejar kebutuhan yang mendesak.

Pilihan hidup kadang memang terasa kejam. Bukannya saya tegag tidak perhatian terhadap perkembangan anak di rumah, tetapi saya harus juga berjuang membantu roda perekonomian yang pincang. Hikkks sedihnya ga ketulungan.

Fase berpisah antar kota memang tidak seberapa lama jaraknya. Namun emosi jiwa dan rasa kangen untuk menemani dan memeluk anak yang tidak bisa terelakkan. Untuk itu saya rela setiap seminggu sekali "culik" dalam artian pulang pergi Semarang-Kudus mengendarai sepeda montor sendiri. Rasa capek dan ketakutan menyalip diantara truk besar ataupun bis sudah pupus terganti nyali nekad menerobos malam asal bisa ketemu dengan ananda tersayang di rumah.

Rutinitas kerja saya yang hampir setengah setahun itu ternyata berubah 180 derajat. Tatkala saya mendapat sakit yang tidak tahu juntrung penyebabnya. Anggapan saya pasti infeksi saluran kemih kumat lagi (biiasa, penyakit kambuhan setahun sekali). Sebab gejala sakitnya seperti orang yang kena anyang-anyangan (ingin berkemih terus). Untuk itu saya obati sendiri dengan beli antibiotik ringan di apotik. Ternyata penyakitnya tidak berkurang malah kian menjadi-jadi. Sempat malam hari saya uji dengan Test Pack, hasilnya cuma garis satu (negatif). 
Hampir satu minggu dipusingkan dengan masalah anyang-anyangan  tadi. Kini malah ditambah tidak bisa duduk dengan nyaman. Bahkan untuk berjalan pun saya harus terbungkuk-bungkuk menahan sakit. Penderitaan semakin komplit dengan datangnya sakit flu parah, berbarengan dengan gatal-gatal dibagian tubuh tertentu.
Saya berusaha mengantisipasi dengan tidak mengkonsumsi makanan laut dari wilayah S******g, yang air lautnya dekat dengan limbah pabrik. Kuatirnya gatal-gatal ini reaksi dari alergi seafood yang terkontaminasi limbah pabrik. Berarti saya minum antibiotik dobel nih, critanya. Tentu dengan dosis yang berbeda.

Keanehan lain dalam tubuh bertamu secara kompak, saat saya naik montor tiba-tiba merasa ada seperti aroma gas panas yang menusuk dari arah lambung dan berhenti mencekat kerongkongan. Spontan saya menepikan montor dan bersandar beberapa menit lamanya untuk menenangkan diri.

Mungkin alarm tubuh saya sudah meronta-ronta. Terbukti beberapa hari kemudian, saya meringis menahan tangis dan sakit (sayangnya jauh dari suami) tidak bisa mengajar di kelas, sehingga mendapat ijin khusus berobat ke dokter. Kali ini saya memilih dokter ahli kandungan sesuai saran suami, agar bisa dilihat via USG prihal penyakit yang di derita.

Masyaalah... saya menjadi menangis terguguk. Manakala dokter kandungan menyatakan saya sudah mengandung 2.5 bulan. Sempat sebelumnya kena semprot dokter yang memarahi keteledoran saya. Belliau marah besar dan akan menuntut apotik dimana saya membeli obat antibiotik yang konon sudah dilarang keras dijual bebas.

Wah, saya langsung syok berat. Terlebih-lebih tidak percaya ... masakh sih saya mengandung betulan. Wong, saya lama tidak pernah menstruasi. Udah sering ngecek dengan test pack yaaa hasilnya nihil. (beberapa bulan sebelumnya emang alami flek-flek ringan, tapi tidak seperti menstruasi biasanya pada wanita).

Sobat-sobatku, saya merasa memikul beban bongkahan batu besar dipundak. Saya merasa berdosa. Selama ini tidak menyadari ada janin mungil yang setia menunggu di dalam. Malah saya sia-siakan dengan mengkonsumsi obat-obatan yang dilarang.
Untunglah, dokter spesialis tadi baik hati dan memberi motivasi besar terhadap saya. Hati saya dibesarkan dengan doa dan pemberian resep penetralisir obat-obatan sebelumnya.
Tetap saja dalam hati kecil ini, menangis pilu, membayangkan rasa ketakutan jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Sampai halnya saya bersumpah atas rasa penghukuman diri sendiri jika sampai nantinya anak yang terlahir tidak sempurna.

Selama proses penantian yang menuju persalinan, saya dengan penuh kesadaran resign bekerja dan mendedikasikan diri untuk merawat buah hati tercinta. Sambil tak henti-hentinya berdoa memohon yang terbaik untuk calon bayi yang ternyata diketahui berjenis kelamin wanita, Subhanaalah, pekik saya penuh takjub dan syukur.

 Finally, hari-hari yang ditunggu  sekian lama. Tepatnya tanggal 14 Desember 2011, lahirlah seorang bayi mungil nan imut dengan BB 3,250 gr dan PB 46 cm, lewat operasi casaesar di RSU Kudus. Meskipun persalinan dedek ini lebih lama daripada sebelumnya, ihikkks, pengin jeriiiit dan nangis kuenceeeeeng. Karena sudah tidak tahan..... menahan beban tulang belulang yang rasanya mau remuk dan nyeri. Bergerak sedikit saja susahnya minta ampyuuun .
Tau gak yaaa.... ternyata oh ternyata dalam rahim saya ditemukan pula kista sebesar telor bebek di sebelah kanan. Itulah penyebab mengapa persalinan kedua ini lebih berbeda dan terasa menyiksa dibanding yang pertama. Tanpa malu-malu saya mengaduh kesakitan. Aduhhhh, biyung :( :(

Umur Cielo 3 hari 
Tapi patut disyukuri dengan khimad, bahwa bidadari mungil saya terlahir dengan selamat tanpa kekurangan satu apapun. Sesaat setelah diangkat keluar dari rahim, tangisann dedek kuenceeeeeeng banget. Pokoknya gebeeeer kayak suara bemper motor. Hehehehe. Yang terpenting sang dokter dan asistennya mengatakan bayi perempuan saya normal. Alhamdullilah, puji syukur kepada Allah :)

Sobat-sobatku tercinta, bagi saya kelahiran dedek yang namanya diambil dari bahasa Prancis ini adalah KEAJAIBAN besar.. Ciel berarti langit, Rani menurut bahasa Sanserkerta adalah seorang Putri, sedangkan Kussundoro adalah nama keluarga tercinta. Dengan harapan putri manis kami ini kelak menjadi seorang tokoh pemimpin wanita yang memiliki kemampuan tinggi dalam bermasyarakat. Bismillah, semoga saja pengharapan dalam doa-doa yang baik.

Saya selalu meyakini, pikiran dan harapan baik disambung ketekunan doa,pastilah akan membuahkan hasil yang baik. Selama tujuh bulan berikutnya setelah saya mengetahui pasti ada janin yang berkembang dalam rahim, saya tidak menyia-nyiakan waktu untuk terus bermunajat. Tak henti-hentinya saya memohon ampun dan kebaikkan untuk janinn dalam perut. Seperti membaca doa surat Yusuf dan surat Mariam. Meski saya agak tertatih-tatih, saya berusaha semampunya. Alhamdullilah.... semua ketakutan sirna, terbukti dedekku cantik  Rani Cielo Kussundoro ... lahir sempurna dan tumbuh kembang secara wajar seperti pada balita lainnya.
Terima kasih ya Rabbi, atas kebesaranmu yang tiada terhingga, kami sekeluarga mendapat berkahmu yang tiada ternilai harganya.
Hadirnya seorang putri nan cantik jelita #semoga tidak ada yang protes-memuji anak sendiri # Hehehe

Tumbuh kembang dedek Cielo yang mengagumkan....
Semoga saja artikel dalam postingan blog Omahantik bisa memberikan kenangan terindah terutama untuk anak-anak kami sekeluarga, yang telah hadir sebagai penyemangat kehidupan.
Kelak jika mereka semua telah dewasa bisa memahami betapa cinta tulus penuh kasih sayang berlimpah dari orang tuanya selama ini.

We love you, my PRINCESS....
You are my MIRACLE in our life
Mom's Love - Rani Cielo K
At least but not last, bagi para pembaca postingan serta sobat-sobat blogger tercinta lainnya, bisa memberikan semangat serta rasa percaya diri dalam menjalani hidup ini. Tak ada sesuatu yang MUSTAHIL, jika itu semua sudah kehendak dari YANG DIATAS.

9 komentar:

  1. wow,,mba tanti subhanallah,,mukjijat bnr2,,alhamdulillah semua sdh terlewati kn skrg,,semoga mba tanti dn cielo sllu sehat ya,,*big hug*

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyaa mba, alhamdullilah semua kini fine atas pertolongan Allah YMT. Terimakasih atas supportnya ya,mbak . Big Big Hug too :)

      Hapus
  2. Syukurlah mbak... Rani tidak apa2 meski mbak mengkonsumsi obat yang dilarang diperjualbelikan secara bebas itu. Perjuangannya luar biasa....

    BalasHapus
  3. Tiap kali aku membuka blog emak2 ini selalu dikejutkan oleh cerita2 hebat seperti ini. Betapa emak2 yg kelihatannya santai saja, ternyata adalah penjuang2 yg sangat tangguh. Salut untukmu mak. *peluk yg kenceng ya

    BalasHapus
  4. hiih.. merinding membaca perjuangan Bunda Tanty *berderai air mata*

    lempar tongkat estafet ke aku juga doooong :)

    BalasHapus
  5. 4 TAHUN gak mens mbaaak? Fenny yang pernah cuma 3 bulan aja sampai nangis tiap hari di bulan ketiga :( Rani makin gedhe makiiin cantik :)

    BalasHapus
  6. maaaaak...aku baru sempat bacaaa....subhanallaaah...benar-benar keajaiban yaaa...dan salut dengan kekuatan dirimu menahan semua derita...plus ngg was was tuh mba 4 tahun ngg menstruasi hehehe...dan memang, si cantik Rani bisa menjadi pengisi hidup...Ciel memang artinya langit, tapi aku yakin, Rani pun bisa menjadi L'arc-en-ciel alias pelangi yang mewarnai hidupmu, maaak...cheers et gros bisous du Bo et Obi :D...

    BalasHapus
  7. subhanallah..allah memang maha besar dan punya rencana tersendiri untuk kita

    BalasHapus
  8. Liat foto-fotonya jadi pengen punya bayi lagii...Hik ! :( Enjoy it,Mbak... masa itu cuma sebentar...

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan berkomentar, insyaalah saya akan berkunjung balik. Sukses selalu :)