29 Mar 2016

Tidak Perlu Repot Mencari Obat, Manfaatkan Saja Apotik Hidup

Tidak perlu repot mencari obat di apotik, cari saja tanaman apotik hidup Lebih Irit, begitu nasehat almarhum nenek buyut saya yang di Solo.Eh, tidak hanya irit saja ding, juga lebih terjamin safety. Mengingat tidak adanya bahan kimiawi yang terkandung di dalam tanaman apotik hidup.

Mungkin saja salah satu diantara cucunya yang kadang terlalu naif dan kurang memperhatikan kearifan lokal seperti jamu-jamuan atau soal tanaman apotik hidup. Jadi sekiranya embah buyut terus kasih advise advise dan advise sama diriku yaa jangan bosan. Pasti dengan sendirinya nanti, seiring waktu berjalan aku bisa mengapresiasi.

Kenyatan terbukti, setelah beberapa kali saya melihat dan mengalaminya sendiri.
ketika saya pertama kali belajar naik sepeda roda dua. Tidak kepalang sakitnya saat terjatuh dan mencium aspal kulit kaki serta lutut. Tak ayal mengalami luka dan berdarah. Huaaaaaah tangisan pecah sekencang-kencangnya. Namun mama saya dengan tenang, malah memarut sesuatu yang berwarna kuning keoranye-oranyean, (macam warna kulit jeruk mandarin-lah). Lalu menempelkan parutan kuning tersebut pada beberapa bagian kulit yang terluka. Aneh bin ajaib, saya tidak merasa pedih seperti diolesin obat merah/betadine. Malahan rasanya maknyeeeess...adem
Yaaah, setelah sekian lama saya menua baru tahu betapa besar khasiat si kunyit ini. Temu kunyit atau sering disebut dengan "Kunir" ini memiliki antioksidan yang baik untuk menyembuhkan luka dan meredakan sakit.

rambut adik kandung nomor dua ini lumayan pirang. Alias rambut jagung. Sepertinya gak perlu repot-repot ke salon sekedar untuk mengecat warna rambut. Namun mama saya kok ya telaten sekali. Saya masih ingat, mama rajin mengambil  lendir daging tanaman Lidah Buaya. Konon, kata ortu jadul khasiat rajin mengoleskan lidah buaya ke lapisan kulit rambut menjadikan rambut lebat dan hitam.
Kenyataannya memang demikian setelah kuliah, malah adik saya kebingungan rambutnya lekas lebat dan perlu memangkasnya ke salon. Namun jangan ditanya, warna khas hitam rambutnya begitu pekat berkat khasiat si Lidah buaya, kaleee.

Aksi nekad ikut-ikutan bergadang malah bikin suara tercekat dalam tenggorokan. Parahnya lagi suara ikut-ikutan menghilang. Parau-parau basah #bukan ding tapi suara serak tidak lancar berbicara. Kembali mama punya resep jitu warisan simbah buyut tadi. Parutan kencur yang kemudian dicampur air matang hangat dan sedikit madu pada akhirnya bisa mengembalikan keceriaan suara yang tenggelam dilibas masuk angin.
Ada benarnya juga mengkonsumsi air saringan dari parutan temu kencur bisa membantu dengan mudah suara yang serak atau hilang kembali pada lajurnya.Hehehe. Malahan sejak dari kecil saya tahu kebiasaan mengunyah kencur ini juga dilakukan para biduanita (pada masa itu yang saya kenal "Hesti Koes Endang" penyanyi keroncong di jaman keemasannya) untuk menjaga kelenturan dan pita suaranya.

Adik saya yang cewe jika mengalami PMS selalu kesakitan, tidak jarang keluar keringat dingin disertai keluhan pusing-pusing. Gak heran kalau pas SMS dia selalu sedia stok minuman kemasan yang dipercaya bisa meredakan nyeri waktu PMS. Untung saja ada budhe yang masih hafal resep turun temurun dari simbah buyut,  membuat minuman dari kunir yang terbilang sangat enak. Caranya mudah, cukup sediakan bahan-bahan utama seperti empu kunir (biasanya agak gede-gede) dikupas bersih, cuci dan jemur kering- gula merah serta Asam Jawa. Sudah tinggal rebus semua dalam panci hingga mendidih. Tingkat kemanisan dan rasa asam disesuaikan selera. Jadinya sekarang ini jika sudah tahu jadwal PMS, udah deh siap-siap bikin wedang kunir sendiri. Selain rasanya emang "Mak nyuus" juga bisa menghemat beribu-ribu rupiah.

Kini semua anggota keluarga saya sudah mengetahui betapa besar khasiat yang dimiliki oleh tanaman kunir, termasuk mengandung zat anti radang yang bisa dioptimalkan menjaddi wedang kunir asem yang bagus untuk meminimalisir rasa nyeri dan sakit pada waktu mengalami Post Syndrome Menstruation (PMS).
Gantian, nih pengalaman yang dialami suami saya yang hobi "Gasstrack". Meski hujan terus tetep saja nyali kuat melawan medan yang licin dan berliku. Dasar kepala batu, udah diwanti-wanti untuk memakai "RAINCOAT" tetap saja keukeuh menerjang hujan. Hasilnya, pulang dari aktifitas mainstream langsung tepar masuk angin. Sebagai istri yang baik dan sholihah, gak tega rasanya mau ngomelin terus apalagi meledek syukurin deh "eloe", saya inisiatif membuat wedang pengusir masuk angin. Mengingat suami kurang begitu suka dikerokin atau diolesin macam-macam minyak hangat juga anti obat, saya punya ide lain. Bikin wedang hangat dari batang serai. Tau, kan serai atau "sereh" yang biasa dipakai para ibu untuk pelengkap bahan masak memasak.

Berbekal ilmu yang pernah saya ketahui dari simbah buyut juga yang getol menanam serai,maka saya juga tahu jika dalam kandungan serai terkandung zat antioksidan yang berfungsi menyembuhkan gangguan pencernaan serta masuk angin. Dibuat menjadi minuman hangat pasti akan terasa super nikmat. Cukup masukan secukup batang serai dan campur dengan gula batu serta air, rebus semua hingga matang. Langsung siap disajikan -minum hangat-hangat.

Mohon maaf ya para pembaca setia omahantik, berhubung saya belum bisa mampir ke pekarangan simbah buyut di desa sana, maka saya akan menyusulkan foto pribadi yang berkaitan dengan tanaman apotik hidup nenek buyut saya tercinta.
Semoga sekelumit pengalaman diatas bisa memberikan manfaat dan tambahan wawasan siapa saja, untuk mencintai, merawat dan melestarikan kekayaan alam negeri sendiri.

Keep Happy Blogging

2 komentar:

  1. Wah banyak sekali yang bisa digunakan, ya? Pantesan ibuku gak pernah absen buat beli kunyit dan teman-temannya itu.

    BalasHapus
  2. pencerahan soal bagaimana kita wajib memanfaatkan apotik hidup di pekarangan rumah, selain lebih mujarab, aman, yang pasti sudah terbukti khasiatnya, makanya hayu kita membuat apotik hidup dipekarangan rumah kita masing-masing yu

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan berkomentar, insyaalah saya akan berkunjung balik. Sukses selalu :)