10 Jun 2016

More Wishdom Dengan Berita Terkini Hari Ini

Credit : Goggle
Beberapa hari ini menjelang puasa ramadhan saya merasa uring-uringan. Belum lagi ada-ada saja ulah anak-anak di rumah yang selalu "menggoda"  untuk dimarahi. *maklumlah super emak rempong sering ketiban rasa penat bertumpuk-tumpuk sampai segunung. Beneran, kan ?

Namun amarah saya masih terbatas ucapan tidak sampai melayangkan pukulan kecil atau apalah yang menjadi suatu hukuman fisik ringan. Cuman kadang-kadang saya bergidik sendiri jika merenungi ucapan marah saya yang dipicu kejengkelan. Takut kebablasan.

Udaaaah sana maaain keluar teruuuuus. Gak usah baliiiik rumah ya !!!

Maksud hati hanyalah gertak sambal, tidak ada tendensi lainnya. *Masak sih ada orangtua tega berharap demikian. Pastilah tidak ada orang tua dimanapun yang mendorong buah hatinya ke lubang kegelapan.
Namanya anak-anak acap memberikan tantangan "baru" berupa uji kesabaran. Saya juga merasakan demikian, bagaimana effort menelateni anak dengan sabar dan penuh perhatian tanpa memaksakan kehendak.

Si anak penginnya main keluar tanpa peduli terik panas matahari yang menyengat kulit, belum lagi panasnya yang jatuh mengenai langsung kuliy kepala. Apa gak "cenut-cenut" (jika kurang fit) ? Sementara para ortu pengin anak-anak bisa beristirahat santai di rumaha saja. Duh, perjuangan keras mengeluarkan beragam jurus merayu anak-anak bisa paham sekaligus mematuhi nasehat ortu.

kalo adik main sendiri siang hari,gak ada teman-temannya tuuuh. Kuatir nanti ada penculik gimanaa ???

Saya berusaha menggali sejauh mana putri kecil saya yang berusia 4.5 tahun memahami instruksi kalem mamanya. Jujur saya dihantui bayang-bayang ketakutan juga dengan namanya Predator Anak.  Korbannya kebanyakan anak-anak yang tidak berdosa. Hiiiih, naudzubillahimindzalik. Semoga dihindarkan dari malapetaka demikian. Amiin.

Yaelaaa mah, ntar aku teriak kenceng dong ! Toloooooooong ! Pasti penculiknya kabur deh, takut ditangkap pak Polisi. Hehehehe

Ternyata jawaban si adik tidak kalah mengejutkan, nih . Sebenarnya saya ingin cepet-cepet memprotes si kecil yang kenes ini, namun di sisi lain terselip kebanggaan. Dibalik kepolosannya puteri saya memiliki jiwa berani. Hati saya jadi mak jleb banget tahu kemajuan tumbuh kembang puteri saya yang lambat laun berubah jadi sosok gadis belia. Duh, nak janganlah cepat gede dulu yaaa...mama masih pengin memelukmu kayak dedek bayi *mama egois nih, namanya ^_^.

Dokpri : Wefie bareng sama the girls
Tips Membuat Betah Anak di rumah
 Harus pintar memutar otak agar bisa membuat strategi jitu anak-anak tidak cenderung keluyuran  di luar rumah sendirian. Beberapa cara ala omahantik.com berikut ini sudah mulai saya terapkan, supaya anak lebih enjoy beraktifitas dalam rumah.

1. Bermain kreatif
Mungkin ini salah satu trik yang bisa diterapkan siapa saja supaya anak-anak urung keluar rumah. Lebih memilih kegiatan bersama keluarganya yang lebih menarik. Seperti yang saya lakukan, karena anak saya puteri jadi lebih saya ajak ke permainan edukasi semisal, membuat boneka dari benang wol, membuat mainan telpon dari kaleng bekas susu bubuk, atau bermain membuat cetakan seperti playdough yang menyenangkan.

2. Membuat ekperimen sederhana
Meski kesannya sederhana dan nampak sepele sekali, namun buat anak-anak terasa membekas kesan wownya. Seperti saya pernah mengenalkan tentang dasar magnet. Mengenal ilmu baru serta merta menambah wawasan. Saya tunjukkan adanya tarikan yang kuat antara besi magnet satu dengan lainnya. Tidak lupa saya sematkan pesan, jika ada obyek seperti ponsel akan mengalami gangguan jika diletakkan di dekat area magnet. 

3.  Bercerita Inspiratif
Bagi saya untuk bercerita inspiratif tidak pernah ada habisnya. Mengingat puteri saya juga mudah dipengaruhi secara positif dari beberapa cerita-cerita yang pernah dibacakan. Jadi ini kesempatan bagus saya untuk menyelipkan pesan khusus, semisal nasehat penting dari orang tua terhadap anaknya. Menjadi petuah baik jika anak-anak mau mendengar dan mematuhi pesan berikut nasehat baik orang tua.

Susahkah bercerita inspiratif ?
Sebagian teman pernah menanyakan hal yang sama. Berdalih banyak kesibukan dan waktu kerja yang menyita, mereka kadang tidak sempat melakukan hal yang sederhana tersebut. Bagaimana tidak sederhana ? Aktifitas bercerita tidak terlalu menyita waktu kok, cukup 15-30 menit sudah cukup memberikan kesan kebahagiaan.
Saya katakan tidak ada kendala dalam menyiapkan diri memulai bercerita. Apalagi sekarang ini banyak akses dan referensi untuk menggali informasi secara detail. Salah satunya adalah dengan gemar membaca. Apalagi dibiasakan budaya gemar membaca. Dipastikan tidak akan ada kesulitan untuk menuturkan cerita kepada anak-anak, lantaran banyak bank sumber informasi penting yang bisa ditampung.

Saya dan suami selalu mengupayakan bisa mengetahui update informasi berita, bisa juga dengan mengikuti apdet berita terkini hari ini  di berbagai media cetak maupun internet. Bagi saya pribadi, keuntungannya mengakses update-an berita maupun peristiwa yang kekinian, kian menambah wawasan saya bisa berbagi dalam cerita kepada anak-anak.

Apdetan via Portal Berita online yang terkenal ini, tidak hanya sebatas berita namun saya dan suami juga bisa gugling aneka topik seperti "Lifestyle" yang membahas banyak hal. Mulai dari musik, fashion, kesehatan, tips trik menarik, cinema yang tengah popular dll. Belum lagi sekarang ini ada topik olahraga "Piala Eropa" yang sedang berlangsung di Perancis. Sudah deh bakalan hotnews Piala Eropa akan selalu dibabat habis. Hahaha
Tidak salah jadi mengandalkan apdetan berita-berita terkini. Selalu mengedepankan informasi baru yang fresh dan aktual.
Sumber Sindonew : Kemudahan Membaca Berita Terkini Hari Ini
Selain bercerita dongeng klasik Puteri Cinderella, Bawang Merah Bawang Putih, Kancil yang Cerdik, puteri saya juga gemar dengan cerita inspiratif (yang saya cuplik dari update berita) . Pernah saya sharing cerita yang pada waktu itu memang heboh diperbincangkan dimana-mana, seorang anak perempuan kecil yang sukses diculik. Meskipun korban sebenarnya sudah mengenal baik lokasi sekitar daerahnya. Namun, tetap saja naas, sempat diculik beberapa saat.

Mungkin ini celah emas, saya bisa menyelipkan sedikit pesan moril yang penting. Bahwasanya anak kecil, harus selalu dalam pengawasan orang tua, walaupun sang anak sudah akrab dan mengenal baik sekitarnya. Puteri saya sih manggut-manggut dan sedikit-sedikit mulai memahami advise saya selama ini. Kurang aman untuk bermain sendirian di luar pengawasan orang tua.

Nah, mulailah menjadi bijak sebagai orang tua yang mendapat amanah dan tanggung jawab merawat buah hati tercinta. Semua bisa dilakukan dengan keyakinan positif memberikan proteksi terbaik.


8 komentar:

  1. Anakku juga suka main, Mbak...
    Tapi aku sukanya tak kurang...

    BalasHapus
  2. Aku selalu berusaha melihat secara positif. Kalau kita baik, In sya Allah orang lain baik sama kita. Yg penting jangan memancing utk dijahatin aja. Ya kan?

    BalasHapus
  3. Saya juga keceplosan, kalau udah gitu nyesel.
    Akhirnya buatin mereka aktifitas DIY yang fun. Alhamdulillah mereka senang sayapun tenang.

    BalasHapus
  4. Hihi ahza juga ga betag di rumah mba.
    Pengennya pergiiii terus.
    Jadi kalau memang ga mau pergi dan bikin betah, emaknya memang super heboh yaa ngajak mainnya.

    Makasih tipsnya yaa :)

    BalasHapus
  5. Iya nih mbak, kadang suka kelepasan ngomong sama anak kalo lagi emosi. Harus banyak bersabar menghadapi anak-anak ya...:)

    BalasHapus
  6. Tooss..sesama emak rempong Mba, hihi. Cuma kalau anakku kok ya tipe rumahan. Betah di rumah gitu, kalaupun main keluar minta temenin bundanya. Hadeeuuhh..

    BalasHapus
  7. Ponakanku Raffy 8 tahun tipe anak rumahan..kalm.. Tapi kalo sepupunya yg lincah sdh dateng dia jadi ekspresif.. Mgkn ada benarnya perilaku anak dipengaruhi teman dan lingkungan sekitar..

    BalasHapus
  8. anakku aktif-aktif mba , duo cowok usianya berdekatan. lelah emaknya ngikutin mereka main :). makasih ya infonya. niche share

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan berkomentar, insyaalah saya akan berkunjung balik. Sukses selalu :)