12 Jul 2017

Pesona Sirampog Yang Tidak Terlupakan Menjadi Liburan Paling Berkesan

Credit : Google
Mata pencaharian masyarakat Sirampog, bertani

Tidak seperti orang pada umumnya liburan bisa memilih destinasi wisata yang populer dan ramai dikunjungi tentunya akan menjadi cerita menarik tersendiri. Toh tetap disyukuri saja, yang penting masih diberi kesempatan menjelajahi suatu keindahan pada kota-kota yang bisa disinggahi.

Seperti pengalaman dalam perjalanan saya bersama keluarga pernah beberapa kali berkunjung ke Sirampog. Ngepasin bener nih, ama tema arisan komunitas Gandjel Rels "liburan paling mengesankan" atas ide blogger yang senang travelling bisa dilihat pada artikel blog mbak Muna Sungkar Mom's Traveller dan seorang jurnalis ngehits mba Wuri Nugraeni dalam blognya Tips Hepi Semua.

Awalnya saya sempat emoh, ogah-ogahan diajak ikut serta menjenguk calon ipar saya pertama kali, yang kebetulan ditempatkan pertama kali dinas militer di Sirampog tahun 1999. *ikh lama buanget, jaman masih dara ting ting. Eaay .

Namun demi menyenangkan hati camer, saya terima ajakan mamah mertua dong, finally mau ikutan. Sempat membayangkan sebuah desa terpencil, jauh dari keramaian kota dan susah untuk mendapatkan sesuatu di saat darurat. Eits jangan ditiru pikiran skeptis kayak gini ya, negative thinking.

Nah, keberangkatan fix setelah waktu subuh, agar tiba di kota tujuan tidak terlalu sore. mengingat jarak perjalanan memakan waktu sekitar 8-10 jam *jika tidak terkena macet daerah pantura.

Credit : Google
Kota Sirampog Kabupaten Brebes

Jalanan yang mulus dan lurus dan terkesan gersang lumayan bikin jengah dalam mobil. Sepertinya jauh berbeda jika perjalanan melewati daerah Selatan semisal Kudus-Yogyakarta. Serba hijau menyejukkan belum lagi pemandangan indah alamnya dan jalan yang berkelok-kelok mengaduk-aduk sensasi. Iyes saya pernah trauma dan ngeri mengalami "Kecelakaan Karambol". Insyallah akan diceritakan di post tersendiri.

Akhirnya, setelah duduk kaku berjam-jam sembari mulut tak berhenti ngemil *kebiasaan travelling jarak jauh sampai juga di batas kota menuju Sirampog.

Hmm, bagi yang belum pernah kesana sama sekali tentunya pengalaman datang ke kota tersebut akan meningkatkan adrenalin. Bayangin saja sensasi seperti naik rollcoster.Yang siap-siap bikin sport jantung menghentak-hentak, sejurus bias kekuatiran.

Eh, lho kenapa? Emang ada pasar malamnya dengan permainan jetcoaster? BUKAN itu maksutnya, melainkan kontur geografi Sirampog yang berada di dataran tinggi.

Akses menuju rumah dinas adik ipar ternyata lumayan mblusuk masuk. Jalanannya sangat terjal kadang curam. Hampir 90 derajat. Weleh-weleh itu looh yang bikin hati kebit-kebit.

Mbayangin aja sudah ngeri, andai pengemudinya bukan orang handal dan kenal jalanannya gak nustahil kendaraan bisa saja melorot. Mundur tanpa kontrol.

Jalanan di Sirampog kebanyakan bergelombang bikin kurang nyaman pemakai jalan. Maklum saja kontur tanahnya yang labil sehingga jalan mudah merekah. Tidak hanya jalan ding, ternyata tembok rumah sebagian penduduk desa di sana juga rusak, merekah dan parahnya retakan menjadi berlubang-lubang kecil

credit : Google
Saking parahnya tanah labil daerah Sirampog

Meski ada kekurangan di fasilitas jalan tidak mengurangi keindahan panorama alam Sirampog. Saya takjub dengan terasering, sawah bertingkat seperti yang ada di Bali.

credit : Google
Keindahan alam bumi Sirampog yang masih asli

Hawanya pun masih pure hawa pegunungan. Percaya gak tempat yang saya kunjungi (entahlah lupa namanya) menurut saya sudah begitu tinggi. Namun saat saya menyusuri dengan berjalan kaki ternyata masih ada keramaian pasar di tempat yang lebih tinggi.Mungkin sekitar 1.5 km-an.

Masih ada satu hal lagi yang bikin saya kepikiran sekaligus terkesima, para mbok bakul alias pedagang buat saya terkesan cukup mewah *lirik gelang emasnya yang gede-gede plus kalung emas tidak ketinggalan.

Hebatnya lagi mereka punya nyali, pergi berdagang dengan naik angkot bak terbuka. Bahkan tampak tertib berdiri berjejer rapi. Bukan main, patut ditiru semangatnya yaah. Jalanan yang kurang bersahabat seperti kondisi curam, berkelok tajam dan bergelombang sudah hal biasa. Salut deh !

Saya jadi tertohok, malu pada diri sendiri. Yang sudah underestimate tentang Sirampog. Tidak seperti bayangan sebelumnya, malahan membukakakan mata ini untuk lebih bangga dengan alam lokal Nusantara yang sungguh bak Zamrud Khatulistiwa.

Mungkin inilah yang menjadikan pesona Sirampog yang tidak bakalan terlupakan sepanjang perjalanan hidup.

Keep Happy Blogging





12 komentar:

  1. Baru pertama kali nih dengar Sirampog dan teryata harus kembali dikenalkan oleh pemerintah daerah ya mba

    BalasHapus
  2. Ngeri juga lihat foto rumah miring akibat tanah labil itu. Cuma pepohonannya bisa banget buat foto ala-ala :)


    omnduut.com

    BalasHapus
  3. Aku jadi penasaran dengan terasiring yang mbak Cris ceritakan :)

    BalasHapus
  4. apik ya. oh ya, Makasih ya dah nulis *muach

    BalasHapus
  5. Wah kalau jalan-jalan pasti punya pengalaman yang tak terlupakan...
    Semoga saja Jalanan di Sirampog yang rusak, segera diperbaiki ya mbak, biar kalau kesana lagi udah nyaman.

    BalasHapus
  6. Wah baru denger nih Sirampog. Baca dari deskripsinya menarik banget dan bikin penasaran.. dataran tinggi euy!

    BalasHapus
  7. mbayangin mbok bakul nya jualan sambil pake gelang & kalung emas hehe..
    biasa nya di beberapa daerah memang ada pedagang yang suka pakai perhiasan mewah walaupun sedang jualan di pasar..sepertinya itu jadi kebanggaan tersendiri buat mereka ya mbak..
    bangga karena hasil kerja keras mereka yang bisa dipake buat beli barang mewah dan mahal,,

    BalasHapus
  8. Woww...kayaknya seru ya perjalanannya

    BalasHapus
  9. Baru tahu daerah ini dari tulisanmu mbak...haha, kemana aje aku?

    BalasHapus
  10. Kadang dengan kehidupan seperti itu mereka justru kerjanya jd lbh keras ya mbak?
    Emang traveling selalu bikin kita bersyukur TFS

    BalasHapus
  11. Waah tahun 1999 mesti lupa ga poto2 saat itu yaa ga kepikiran butuh buat postingan blog wkwkwk

    BalasHapus
  12. Temenku ada yg rumahnya sana mb

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan berkomentar, insyaalah saya akan berkunjung balik. Sukses selalu :)