25 Okt 2014

(Bulan Suro) Berkah Atau Kesialan ?

Bulan Muharram : Sumber Google
Salam hangat para sobat blogger...
Hari ini saya tertarik untuk memposting artikel yang berkaitan dengan bulan Muharram atau lebih dikenal dengan sebutan bulan Suro.
Mengingat dulu semenjak saya kecil sering mengamati berbagai keunikan peristiwa yang menyertai kedatangan "penyambutan" bulan Suro.
Seperti yang saya ketahui, asal saya dari kota Lumpia, dan pada jelang malam Suro banyak orang berbondong-bondong menuju Tugu Suharto di Semarang notabene untuk "kung-kum" berendam dalam air dan membasuh pusaka, semacam keris dsb.

Belum lagi sejumlah tahayul atau mitos bagi sebagian besar masyarakat terutama pulau Jawa seringkali mengaitkan bulan Suro sebagai bulan yang penuh dengan hal keramat. Seperti pada tanggal yang dianggap sakral, sebagian orang 'terpaksa' percaya akan menghentikan seremoni seperti mengadakan hajatana besar atau menunda bepergian jarak jauh, sebab jika dilanggar akan memperoleh kesialan.

Yang lebih ekstrim dari sekian mitos tentang bulan Suro adalah melangsungkan suatu hajatan pernikahan. Banyak yang mengatakan jika melanggarnya akan menimbulkan kemalangan seperti pernikahan yang tidak langgeng, hubungan yang kurang harmonis, perceraian, kematian bahkan hidup penuh hutang.

Jujur saya yang awam juga merinding ngeri, apalagi pernah mengalami kejadian yang tidak terlupakan sepanjang hidup. Pada tahun 1997an tepat jelang malam Suro kami sekeluarga mendapat musibah ketika pulang dari perhelatan pernikahan saudara di kota Bogor. Dalam perjalan pulang menuju kota Semarang, tepatnya setelah keluar dari tol Cikampek dan mobil rombongan berjalan setengah jam mengalami kecelakaan KARAMBOL.

Menurut logika, kalau dari belakang ditabrak mobil dengan kecepatan tinggi sementara itu mobil kami menabrak mobil yang berada di depan pandangan, pastilah akan mengalami efek luar biasa. Namun kembali bersyukur alhamdullilah tidak seorang pun rombongan keluarga kami mengalami luka serius hanya kaca depaan mobil yang ambrol.  Dalam hati membatin ini berkah atau kesialan semata... namun kembali lagi semua hanyalah Allah SWT yang mengatur.

Kembali kepada Kekuatan Iman

Terus terang saya juga takut terhanyut dalam keyakinan sesat, menyoal dengan berbagai anjuran untuk tidak nekad melakukan perjalanan jauh di malam Suro terjerumus pada hal "Syirik" atau "tahayul" serta amalan yang jauh dari ajaran baik Islam.
Karena itu saya coba mencari tahu pemahaman secara umum mengenai Bulan Suro. Hal itu membawa pada kesimpulan yang berhubungan dengan heritage kebudayaan leluhur yang diwariskan turun temurun. Akibat pengaruh asimilasi yang terjadi antara budaya agama Hindu dan Islam. Pembauran kedua budaya tersebut yang menciptakan pakem (isme) baru yakni pakem Kejawen.

Mitos Yang Salah Kaprah-Bulan Muharram
Ada baiknya mengerti beberapa mitos yang dianggap penting beberapa waktu silam yang bisa memberikan pencerahan
Buang Paradigma Sesat
Bagaimana tidak menyesatkan. Selama ini masyarakt Jawa menganggap bulan Muharraam (Suro) sebagai bulan keramat. Jadi banyak orang menghindari untuk melaksanakan perhelatan.
 
Hapus Hal berbau Kesyirikan
Jangan asal mempercayai untuk melakukan sesuatu hal demi menghindari suatu kejadian yang belum tentu ada. Membuat nasi tumpeng beserta sesajian lauk lainnya lalu dihanyutkan di pantai Selatan. Demi keyakinan memohon keselamatan ratu penunggu laut Selatan tidak meminta tumbal korban. 
Selain itu ada pula kirab kerbau bule atau arakan Kyai Slamet di keraton Kasunanan Solo. Banyak orang yang berharap untuk bisa mendapatkan kelancaran berkah.
Masih ada lagi acara lainnya yang gak kalah unik yakni Jamasan Pusaka dan kirab keliling keraton.

Tinjauan Histori Bulan Muharram
Seperti yang diceritakan pada waktu bulan Muharram tepatnya tanggal 10– Nabi Musa ‘alaihissalam berhasil lolos dari kepungan para tentara Fir’aun.
Dikisahkan oleh Ibnu ‘Abbas, “Pada waktu Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam kembali ke Madinah, beliau mendapatkan orang-orang Yahudi berpuasa pada hari ‘Asyura’. Maka beliau bertanya kepada mereka, “Hari apa ini yang kalian sekarang sedang berpuasa?” 
Seketika semua menjawab, “Hari ini adalah hari yang paling agung,  Allah ta’ala menolong nyawa Nabi Musa bersama pengikutnya dengan cara menenggelamkan tentara Fir’aun dan kaumnya. Oleh karena itu Nabi Musa berpuasa seketika pada hari itu untuk menyukurinya, kemudian kami mengikutinya”. 
Rasulullah pun lalu bersabda, “Kami lebih berhak dan lebih utama terhadap Musa dari pada kalian”. Kemudian beliau berpuasa pada hari itu dan memerintahkan para sahabatnya untuk melakukan puasa pula”.
[HR. Bukhari dan Muslim]
Intinya dalam kisah ini menuturkan kejadian suka-cita, bukan duka cita, apalagi kisah kesialan. Sehingga menganggap bulan Muharram sebagai bulan penuh kesialan. Jadi patut DICATAT tidak ada asumsi histori yang membenarkannya. Justru kemungkinan mendapat anugerah yang tiada ternilai.

Selalu berdoa penuh harapan semoga Allah Ta’ala menghindarkan kita dari kesyirikan dan kebid’ahan yang membinasakan. Apalagi dengan perasaan penuh tobat kepada Allah dan melaksanakan amalan-amalan sunnah di bulan Muharram seperti puasa. Rasulullah saw.  dengan melakukan puasa pada hari ‘Asyura diyakini bisa menghapuskan dosa-dosa setahun yang telah berlalu.

عَنْ أَبِي قَتَادَةَ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَن صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ

Tersurat dari Abu Qatadah RA. Rasulullah ditanya tentang puasa hari ‘asyura, beliau bersabda: “Saya berharap ia bisa menghapuskan dosa-dosa satu tahun yang telah lewat.”  (HR. Muslim).

Ajakan positif bagi seluruh masyarakat begitu pula sepatutnya yang dilakukan umat muslim yang baik untuk mengisi bulan Muharram ini dengan amal shalih, dan menjalankan ibadah puasa Asyura. Jadi bagaimana menurutmu sekalian kalau bula Suro sebagai berkah atau kesialan ?

3 komentar:

  1. Iya, Mak, jangan sampai sesat. Terima kasih sudah berbagi :)
    Salam dari kota Gudheg.

    BalasHapus
  2. sadarlah janganlah membuat kue yang enak dalam tong sampah, artinya.... :-#

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan berkomentar, insyaalah saya akan berkunjung balik. Sukses selalu :)