31 Des 2014

(In Memori) Tragedi Akhir Tahun Yang Tak Terlupakan

Credit : Google.com
Setiap memasuki penghujung akhir tahun selalu saja terselip cerita berbalur duka yang silih berganti. Bukannya saya sok menjudge sesuatunya, namun ada-ada saja tragedi yang terjadi.
 
CeritaTentang Sahabat Lama
Faktanya inilah yang terjadi yang menjadi salah satu bagian dari perjalanan hidup penulis. Kali ini saya sengaja mencurahkan apa yang terpendam beberapa puluh tahun sebagai reaksi penghiburan diri. #Akh terserah mau disebut dengan istilah apalah, yang terpenting perasaan lega kembali.
 
Seperti yang saya alami berapa puluh tahun yang lalu, saat sahabat baik saya tiba-tiba nekad mengakhiri hidupnya. Selama ini saya mengenalnya sebagai sosok humoris, penyabar dan memiliki ketegasan hidup. (terlepas dari soal prinsip agama). Memang kondisi ekonomi kontras dengan hidupnya. Ia sedari kecil tangguh menjalani kehidupannya sebagai anak tukang tambal ban yang tak pernah disesali atau membuat minder dalam pergaulan.

Yaaa saya cukup mengenal,sosok lugunya nan lucu sebagai sahabat kental sedari kecil. Masih jelas terngiang jelas ingatan waktu bermain gundu, layang-layangan maupun belajar kelompok bersama. Tidak pernah ada perbedaan dalam masa kecil, yang penting semua bersuka ria bermain bersama. Pokoknya serba menyenangkan. Hingga masa-masa kanak berlalu tetap menjadi sahabat baik yang siap menjadi penampung cerita suka dan duka.
 
Hingga suatu hari, terdengar kabar bak petir di siang bolong langsung berdentam menghantam jantung. Yap, peristiwa yang tidak pernah dinyana sama sekali. Bagi saya yang super fobia, sangat menyangsikan keberaniannya dengan keputusan nekad yang tidak bisa diterima dengan nalar sehat. Berakhir pada seutas selendang di dalam kamar mandi.

Terhenyak dalam hening. Tidak ada seorang pun yang bisa menjawab pasti rasa penasaran diri.  Mengapa harus melakukan dengan cara tersebut ? Banyak sekali pertanyaan berkecamuk dalam pikiran sehingga akhirnya menyisakan suatu penyangkalan jika kejadian bunuh diri ini mustahil terjadi. Memang saat melayat, saya dan beberapa teman merasa ia seperti sedang bersandiwara penuh kekonyolan,seperti yang biasa dilakukannya saat bersenda gurau. Anehnya, kami semua merasa ia tidak meninggal melainkan pergi entah kemana-lah. Lantaran kami semua masih belum percaya itu  terjadi. Semua masih menyimpannya dalam hati saja- ia hanya pergi sementara waktu tanpa kabar pasti.
 
 
Fenomena Kasus Bunuh Diri
Begitu halnya dengan sosok idola yang saya kagumi, aktor kawakan Robin Williams yang piawai memainkan banyak karakter. Merasa sedih mendengar kematiannya yang tragis akibat depresi pada 11 Agustus 2014 kemarin. PAdahal saya begitu menyukai aktingnya dalam Mrs. Doubtfire sampai menyetelnya berulang kali tanpa bosan. Peristiwa Robin William yang juga nekad bunuh diri ini langsung memicu ingatan akan kejadian serupa yang menimpa sahabat masa kecil saya dulu.

Kembali pertanyaan menyeruak. Mengapa, sih banyak tragedi muncul jelang akhir tahun ? Ini pertanyaan subyektif saya lho tidak ada sangkut pautnya dengan yang lain. Berbekal modal informasi yang sengaja saya googling di internet, saya baru menyadari mengapa beberapa orang berani atau nekad melakukan tindakan yang kurang terpuji (di mata ajaran agama manapun) untuk mengakhiri hidup salah satunya dengan melakukan bunuh diri (suicide).  Menurut wikipedia orang yang bertindak nekad melakukan bunuh diri dipicu beragam faktor seperti kemungkinan mengalami depresi, gangguan bipolar, ketergantungan alkohol dan pemakaian obat terlarang atau menderita schizoprenia. Tindakan nekad ini masuk 10 besar di dunia sebagai penyebab kematian utama. Yang mencengangkan suicide cenderung dilakukan kaum pria 4 kali lebih besar ketimbang kaum wanita.
 
Upaya mengantisipasi tindakan bunuh diri seperti yang dianjurkan para ahli jiwa diantaranya dengan melakukan terapi berkesinambungan terhadap orang yang mengalami gangguan jiwa maupun yang terjerumus penyalahgunaan obat dan memperbaiki kondisi ekonomi lebih baik. 
 
Menurut hemat saya, ada baiknya lingkungan sekitar dan keluarga yang sangat mendukung. Hidup penuh kebaikan dan limpahan cinta kasih sayang akan membantu kehidupan seseorang tumbuh menjadi luwes dan fleksibel meski banyak terjadi tekanan ataupun masalah di luar sepelik apapun. Benar, demikian, bukan ? Toh, hidup ini dilakoni sekali seumur hidup, sepatutnya kita bisa menghargai dan memberikan yang terbaik selama nafas masih tersisa.

Semangat terus Ngeblog. Salam sukses selalu :)
 
 
 

 

7 komentar:

  1. Setiap orang memiliki masalah. Untuk menghadapi suatu masalah, perlu dukungan dari orang sekitarnya terutama orang tua.

    BalasHapus
  2. Terkadang orang yang bermasalah begitu pintar menutupi masalahnya, mbak. Jadi kita juga harus lebih perhatian dengan orang2 di sekitar kita :)

    BalasHapus
  3. Hemm. setiap orang punya masalah mbak,ada baiknya kita perhatikan orang-orang di sekitar kita. Ya,memang tahun ini banyak banget kasus bunuh diri.

    BalasHapus
  4. Saya juga merasa, bahwa menjelang akhir tahun, alam seperti menguji manusia. Kasus-kasus mengakhiri hidup, hingga tragedi pesawat yang jatuh.
    Ah, semoga saja tragedi yang disebabkan oleh keputus-asaan tidak terulang kembali ya.

    BalasHapus
  5. emang, sedih banget kalau bicara soal robin williams. tapi lebih sedih lagi kalau bicara soal kasus pesawat jatu belum lama ini :"(

    BalasHapus
  6. Berita tentang Robin Williams memang bikin saya kaget banget

    BalasHapus
  7. Saya sangat menyesalkan tindakan seseorang yang terpaksa mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri, padahal andai kita sadar setiap orang pasti punya masalah dan tentunya tak mungkin ada masalah yang tak bisa terselesaikan asal kita sabar menghadapinya

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan berkomentar, insyaalah saya akan berkunjung balik. Sukses selalu :)