30 Apr 2022

Talkshow Pagi Hari Yang Ringan Informatif Berkaitan Pencegahan Kusta

Sumber foto : Ruang Publik KBR

Cuaca yang mendung tidak mengurangi semangat saya untuk menyimak talkshow pagi hari di kanal Youtube #RuangPublikKBR bertajuk "Dinamika Perawatan Diri dan Pencegahan Disabilitas Pada Kusta di Lapangan".

Sounds interesting ! Benar, sih menarik bahasannya untuk disimak terutama Mamak awam seperti saya yang sehari-harinya berkutat dengan urusan dapur. Apalagi juga menyoroti sikap publik terhadap para penyandang sakit kusta. Notabene biasanya mereka dipandang sebelah mata, itu pun juga saya waktu saya masih kecil

Mungkin ada sebagian orang awam juga dengan namanya penyakit Kusta. Karena sejatinya penyakit ini tidak serta merta ditularkan langsung maupun mengakibatkan kematian. Melainkan kecacatan fisik atau luka yang dialami selamanya.

BERGIDIK, takut pastinya....! Akh enggak juga asalkan mendapat informasi yang jelas dan gamblang seperti yang dibahas dalam topik talkshow hari ini dengan ahli yang kompeten seperti dr.Ribi setidaknya kita semua bisa lebih paham berkaitan KUSTA.

Talkshow streaming Youtube Ruang Publik KBR

Talkshow pagi hari Kamis, 28 April 2022 diselenggarakan oleh @NLRIndonesia membahas topik "Dinamika Perawatan Diri dan Pencegahan Disabilitas Pada Kusta di Lapangan". Dipandu oleh host KBR yang rupawan Ines Nirmala.
Para Narasumber : dr. M Riby, Sierli Natar serta host KBR Ines Nirmala

Talkshow bertajuk Kusta ini begitu menarik apalagi nanti di akhir sesion akan ada reward berupa e-wallet @100 ribu untuk 5 penanya terbaik lho, sobat. Baik dari pengunjung via telepon, SMS/WhatApp , juga Live chat Youtube. Talkshow pagi ini juga disiarkan oleh 100 radio di Indonesia. WOW luarbiasa banget, kan.

Diawali sapaan hangat dari Kak Ines Nirmala, acara langsung dibuka tentang adanya kendala yang dihadapi oleh pasien kusta dan penyandang Disabilitas terkait akses terhadap akses layanan kesehatan yang layak serta minimnya informasi tentang cara perawatan dan penanganannya.

Tahu sendiri kan, sobs ternyata tidak semua  Unit Layanan Kesehatan memahami informasi tentang KUSTA. Ditambah masih tingginya stigma terhadap pasien Kusta di kalangan tenaga kesehatan itu sendiri. Sehingga pasien Kusta tidak bisa mendapatkan layanan yang lebih optimal. Jadi membuat pasien Kusta enggan berobat lagi.

Benarkah KUSTA menular 

Menanggapi kenyataan tentang kasus Kusta di lapangan yang terjadi narasumber ahli dr. M. Riby Tehnichal Advisor ProgramLeprosy Control, Nlrindonesia malah berseloroh jenaka , makanya JANGAN ADA KUSTA DIANTARA KITA. 
Bikin saya tergelak geli sendiri, mungkin juga para pendengar lainnya. Biar gak spaneng atau tegang ya sobs.

Sebenarnya penyakit Kusta yang disebabkan oleh kuman bakteri (Mycobacterium Leprae) sudah ada sejak jaman dulu kala dan bisa disembuhkan lho. Namun Kusta tetap ditemukan sampai sekarang lantaran masalah yang ada pada pasien kusta sendiri.

Ada 4 Dampak Sosial yang sering dialami sehingga kasus Kusta masih bertahan ini menurut dr. M.Riby diantaranya :
Rasa Minder Pasien Kusta / OPMK 
Sebagian besar dari Orang Pernah Menderita Kusta (OPMK) atau pasien Kusta sendiri mengalami rasa malu mengidap penyakit yang sebagian masyarakat disebut sebagai penyakit kutukan. Akibat minder/malu mendorong mereka susah berinteraksi keluar dan menjalani pengobatan.

Pihak Keluarga kurang ada dukungan
Sebagian orang mengakui juga merasa malu jika punya saudara atau dalam keluarganya terkena Kusta. Bahkan penyakit Kusta dianggap sebagai penyakit tabu. Tidak jarang pihak keluarga ada yang kurang mendukung bila ada salah satu anggota keluarganya sakit Kusta.

Minimnya Pengetahuan Tenaga Kesehatan
Ketidakpahaman para tenaga Kesehatan dalam menangani dan merawat penderita Kusta tentu akan menimbulkan kekuatiran berlebih. Jika merawat pasien Kusta kemungkinan bisa tertular sakit hingga menimbulkan luka kecacatan seumur hidup.

Stigma negatif masyarakat
Selama stigma masyarakat masih buruk terhadap penderita Kusta sehingga secara tidak langsung akan terjadi diskriminasi dalam tatanan sosial.

Sekali lagi ditandaskan oleh dr. Riby penyakit Kusta bisa DISEMBUHKAN karena terpapar dari kuman bakteri, bukanlah karena KUTUKAN. Asalkan ada inisiatif dari pasien sendiri untuk sembuh dengan tekun melanjutkan pengobatan lagi bagi OPMK.

Apalagi sekarang lebih dipermudah dengan ketersediaan obat Kusta, didukung dari bantuan kiriman WHO badan kesehatan dunia. Jangan kuatir untuk obat Kusta itu gratis bisa didapatkan di faskes Puskemas atau rumah sakit.

Sejumlah usaha pencegahan terus diupayakan agar Kusta bisa diberantas tuntas. Jikalau tidak berdasar pengalaman yang ada pasien Kusta yang tidak diobati tuntas ternyata bisa menularkan kepada yang lainnya (terlebih saat imun tubuh seseorang sedang lemah). 

Foto Freepict.com :
Disabilitas Kusta

Selain itu penderita kusta yang tidak mau berobat lagi, beresiko mengalaminya disabilitas. Seperti pada telapak kaki dan jari tangan, juga kelopak mata yang tidak bisa menutup rapat.

Perawatan Mandiri Pasien KUSTA  

Banyak orang yang memang tidak menyadari dirinya terjangkiti Kusta, lantaran tidak mengalami gejala sakit serius. Awalnya cuma tampak bercak-bercak putih di kulit tanpa ada rasa gatal, sakit, perih.

Sementara reaksi tubuh orang juga berbeda-beda, reaksi kusta ada yang menunjukkan gejala bercak putih di kulit tadi disertai demam, sebagian sendi juga lutut sakit, kelopak mata tidak bisa menutup rapat maka dianjurkan untuk segera periksa ke Puskesmas terdekat atau rumah sakit untuk mendapat perawatan lebih lanjut.

Ditambah pula share penting dari Wasor Kusta Dinkes Makasar, Ibu Sierli Natar yang memiliki segudang pengalaman di lapangan saat menemukan kasus Kusta di daerah. Dengan sigap bersama tim kesehatan Ibu Sierli memberikan penyuluhan terlebih dulu tentang Kusta sebelum pasien siap menjalani pengobatan. 

Setelah itu melakukan pemeriksaan awal untuk mengetahui fungsi-fungsi syarafnya masih baik. Biasanya sakit Kusta yang lama tidak diobati beresiko mengalami kebas, atau mati rasa yang berakibat kecacatan seperti tangan bengkok.

Perawatan mandiri langsung bisa dilakukan sendiri pasien Kusta secara rutin tiap harinya dengan :

MERENDAM
Melakukan perendaman terhadap bagian anggota tubuh yang mengalami ketebalan. Kurang lebih 15-20 menitan dengan air hangat.

MENGGOSOK
Alat sederhana juga bisa dimanfaatkan untuk menggosok anggota tubuh yang mengalami ketebalan di atas tadi dengan batu apung. Dengan begitu penebalan area yang terkena tadi bisa berkurang.

MENGOLESI
Agar area yang tebal tadi berkurang bisa diolesi dengan minyak kelapa sehingga area kulit terjaga kelembabannya.

BERISTIRAHAT
Setelah semua langkah perawatan secara mandiri dilakukan dengan rutin berkala, sebaiknya didukung juga dengan istirahat yang cukup agar lekas pulih dari sakit Kusta.

Kini pasien Kusta sudah bisa bernafas lega ya sobs, sembari menghapus stigma negatif yang keliru tentang sakit Kusta merupakan sakit pada umumnya karena bakteri sekaligus bisa disembuhkan. 

Seperti langkah praktis yang dianjurkan dr.M Riby untuk Penderita Kusta bisa melakukan perawatan sendiri dengan cara 3 M, yakni :
1. Memeriksakan diri jika mengalami keluhan. Karena tindakan lebih cepat akan lebih efektif untuk pengobatannya.

2. Merawat diri diperlukan apalagi jika pasien mengalami tangan yang bengkak melepuh dikarenakan tangannya kebas sehingga tanpa disadari melakukan pekerjaan yang mencederai / luka pada dirinya sendiri.

3. Melindungi merupakan upaya dini mencegah sakit menjadi parah. Contoh kecilnya nih jika pasien Kusta sedang melakukan perendaman, dan terdapat luka sebaiknya luka ditutup terlebih dulu dengan kain perca yang bersih atau bisa juga kasa.

Nah dari Talkshow Penanganan Kusta diatas juga diperoleh data secara nasional tentang penurunan tingkat kasus Kusta di Indonesia. Untuk kasus Kusta tertinggi berdasarkan catatan data propinsi tahun 2020 : 
1. Jawa Timur : 2139 kasus
2. Jawa Barat  : 1845 kasus
3. Papua           : 1200 kasus
4. Jawa Tengah : 1139 kasus
5. Papua Barat  : 902 kasus

Ternyata tingkat kasusnya masih banyak ditemukan di Indonesia nih. Jadi suatu tantangan juga untuk  tim layanan kesehatan bersama wasor Sierli Natar in charge di lapangan kerap menemukan kasus pasien Kusta beragam alasan.

✓Pasien Tidak  Mau Terima Kondisi Sakit
Seringnya banyak orang yang tidak mau menerima kenyataan jika dirinya terkena sakit Kusta. Mindset meraka masih tertutup dengan pemahaman yang keliru jika Kusta merupakan penyakit kutukan. Oleh karena itu tim dan Sierli Natar memberikan motivasi sekaligus edukasi jika Kusta bukan penyakit berbahaya.

✓ Pemahaman Petugas di Lapangan
Masih ada juga sebagian tenaga layanan kesehatan yang belum paham tentang penanganan dan perawatan Kusta. Jika Kusta tidak bisa menular secara langsung sehingga diharapkan para tenaga kesehatan bisa memberikan layanan yang sama baiknya terhadap pasien Kusta tanpa ada diskriminasi.

Tidak lupa juga Sierli Natar menjawab pertanyaan pendengar talkshow perihal untuk meningkatkan rasa percaya diri pada OPMK, dengan cara :

1. Sering mengikutsertakan mereka dalam kegiatan sosial berkaitan dengan melatih skill dan kemampuan yang bisa dikembangkan sehingga tumbuh kepercayaan diri.

2.Mengunjungi unit layanan  kesehatan sehingga mereka bisa berbaur juga berinteraksi sosial sehingga bisa merasakan perlakuan dan pelayanan kesehatan yang sama ketika berobat di Puskesmas.

Sungguh bentuk tanggung jawab yang luar biasa nih dari pejuang Wasor keren seperti bu Sierli Natar yang secara sepenuh hati mendedikasikan waktu dan tenaganya demi memberantas Kusta.

Semoga saja dengan kesadaran bersama dibantu dukungan baik pemerintah, tim medis maupun masyarakat bisa memberantas Kusta tuntas ya .


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah mampir dan berkomentar, insyaalah saya akan berkunjung balik. Sukses selalu :)