7 Mei 2023

Antisipasi Hal-Hal Lainnya Pada Remaja Bisa dengan Komunikasi

 

Antipati Hal Buruk Pada Remaja dengan Komunikasi
Komunikasi yang baik dalam keluarga
credit : pixbay.com


Ketemu lagi ya sobat Omtiks, setelah sekian lama berkutat dengan ibadah puasa Ramadan. HEPI Ied Mubarak, mohon maaf lahir batin juga. Seperti  biasa saya akan membagikan seputaran penting yang terjadi dalam aktifitas sehari-hari. 

Masih hangat dalam ingatan saya momen manis berkumpul merayakan lebaran. Namun tahun ini berbeda karena tanpa keberadaan mama tercinta. Yap, mama the best selama ini untuk saya khususnya dan adik-adik telah tiada. Baru saja 40 hari bertepatan dengan hari Idul Fitri kemarin.

Saya sekeluarga berusaha mengikhlaskan kepergian beliau meskipun tidak menampik ada rasa sedih dan sepi tidak mendengar lagi suara hangatnya yang khas menyapa. Ada hal lain juga yang menjadi perhatian khusus, apalagi kejadian itu menimpa kerabat dekat keluarga.

Cucunya asisten rumah tangga saya, kerap dipanggil Dhe Min menjad korban tindakan asusila. Sebut saja Melati, namanya usia 15 tahun kelas 7 dikabarkan hilang selama 5 hari di daerah Cangkiran, Boja. Lali ditemukan 2 hari jelang hari Lebaran kemarin dengan kondisi mengenaskan. Pakaian tampak lusuh, muka pucat mungkin tidak makan beberapa hari dan mengeluhkan sakit di bagian kewanitaannya. 

Mendengar cerita kronologis yang menyedihkan itu saya sontak merinding ketakutan membayangkan betapa hancurnya hati seorang ibu, terlebih saya juga memilki seorang anak perempuan.

Singkat cerita keluarga Melati sudah melaporkan pada pihak berwajib, namun prosedur yang dijalani tampak berbelit-belit panjang sekaligus menakutkan terutama pada Melati. 

Menurut cerita yang disampaikan dari ibunya Melati, pihak polisi seperti menyudutkan anaknya dengan pernyataan yang berkesan menuduh. Polisi meyakini bahwa Melati pergi dengan teman pria yang dikenal lewat sosmed.

Padahal menurut pengakuan Melati sendiri, dia tidak pernah pergi sama sekali dengan pria asing, melainkan dijemput dengan seorang perempuan bernama Rosa yang mengaku kekasih dari pria yang dikenal Melati dari internet tadi. Setelah itu diajak ngobrol lama di sebuah taman Mijen kemudian diberi minuman teh kemasan. Sesuai minum teh, Melati merasa mengantuk dan tidak ingat apa saja yang terjadi. 

Duh, saya yang turut menyimak cerita mereka jadi kaget sekali. Buat saya pribadi hal ini sangat mengerikan apalagi mereka masih anak remaja dibawah umur lho. Kok ya nekad banget untuk urusan beginian. Karena ada yang mengatakan ini rencana balas dendam. Lantaran Rosa tidak terima kekasihnya begitu akrab dengan Melati yang baru dikenal.

Tidak hanya itu saja kalau ingat Melati sering menjerit-jerit tengah malam, mimpi buruk bahkan sangat takut jika melihat pintu atau jendela terbuka lebar. Dia seperti nyaman berada dalam ruangan yang gelap dan sunyi.

Sampai titik ini saya berani menceritakan inti ceritanya, selebihnya sudah dipercayakan sama LSM kota Semarang yang menangani urusan kekerasan terhadap kaum wanita dan anak. Terakhir apdet infonya dari pihak LSM wanita tersebut akan mendampingi Melati mulai dari periksa VISUM di rumah sakit, terapi psikolog sampai laporan ke pihak polisi lagi.

Mungkin ini bisa jadi hikmah baik bagi semuanya, terutama orang tua dalam mendampingi buah hatinya terutama yang sudah beranjak remaja. Tidak serta merta lepas pengawasan begitu saja jika anak sampai pamit mau pergi atau anak terlalu diberikan keleluasaan bermain internet.

Mencermati juga nih sobat Omtiks, seringnya yang saya dengar di berita-berita kriminal ataupun membaca di sosmed ya g sering jadi korban tidak berdosa adalah anak-anak di bawah umur tadi. Mereka belum berpengalaman sama sekali namun ingin tahu jauh hal-hal lain secara instan.

Ketidaktahuan mereka itu yang bisa berakibat fatal dan mengundang bahaya bahkan beresiko nyawa melayang. Gegara tergiur dengan benda berharga seperti ponsel, motor seorang bisa gelap mata menghilangkan nyawa demi memperoleh harta benda secara instan.

Saya sih gak mau sok menggurui namun sekedar berbagi pengalaman bagaimana mengantisipasi hal-hal buruk yang bisa terjadi pada remaja, tentunya dengan menjalin komunikasi baik dalam keluarga. Sehingga anak tidak akan mencari-mencari kenyamanan diluar untuk mencari pemecahan masalah melainkan berdiskusi hangat bersama keluarga tercinta.

KEEP HAPPY BLOGGING 




1 komentar:

  1. Innalillahi. Pada akhirnya memang, urusan pengasuhan itu nggak berhenti sampai anak-anak mulai tumbuh besar saja ya. Malah berlangsung terus sebab tugas menjadi orangtua memanglah sepanjang hayat. Semoag si adik Melati lekas membaik dan menemukan jalan yang terbaik agar bisa melanjutkan kehidupannya sebaik-baiknya. Aamiin.

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan berkomentar, insyaalah saya akan berkunjung balik. Sukses selalu :)