28 Mei 2023

Awalnya Tidak Suka Lalu Sayang, Belajar Dari Si Kecil

 

Awalnya Tidak Suka Lalu Sayang,Belajar dari Si Kecil
Tidak Menampik Timbul Rasa Sayang
credit : Google.com

Nah siapa nih yang merasakan hal sama awalnya tidak suka lalu perlahan timbul rasa sayang. Semua lantaran di kecil, ya benar krucil di rumah yang menyayangi binatang. PakSu dan the krucil kompak sama-sama suka. Tepatnya sih menyayangi sosok binatang kucing, yang dianggap imut, lucu nan menggemaskan. Hadeuh, si Mamak sebagai istri saja kalah pamor. Chuaks, hahahaha !

Memang sih tidak ada yang menyangka jika awalnya saya yang kaku lebih menghindari interaksi dengan binatang apalagi yang berbulu. Seperti kucing yang bulunya aduhai menjuntai. 

Malah kadang yang ekstrim saya sering sinis seperti mendelikan mata (tanda tak suka) terhadap kucing yang lewat. Mereka sliweran lewat seolah-olah seperti memancing kekesalan hati saya naik sampai ubun-ubun. Pernah ya saya ambil air segayung lantas saya guyurkan. Alhasil para kucing lari tunggang langgang. Hahaha puas sekali !

Jika sinok sampai tahu wah bakalan panjang urusannya.Pasti dia akan protes dengan sikap Mamaknya yang dianggap keterlaluan. SUNGGUH TERLALU !!! Begitulah komentarnya singkat. Sudah sering sih sinok menceramahi mamak ini untuk lebih open minded, dan juga membuka hati untuk sedikit peduli dengan binatang yang tidak berdosa.

Wah, so wise banget sinokku. Pemikirannya sudah lebih dewasa dan bisa memberikan pendapatnya. Bahkan ia menceritakan contoh kecil yang selama ini malah belum saya ketahui.

Di Mekkah malah banyak kucing dikasihani dan disayang. Sengaja diberi makan juga. Gak ada yang galak selain Mama ! 

 Plaaak.. seperti tertampar saja mendengar cerita Sinok. Berarti selama ini sikap saya sudah keterlaluan dong. Sampai disentil omongan Sinok tentang kucing di Mekah Arab sana. Hehehhe.

Bukannya saya gak begitu suka karena benci ya, lantaran ada rasa kekuatiran yang pernah saya alami. Mungkin gara-gara salah informasi juga. Dari kecil dulu diwanti-wanti alm eyang jangan dekat-dekat apalagi sampai menggendong kucing. Kebetulan juga ada tetangga yang sering tidur bareng kucingnya sampai usia dewasa menikah belum bisa punya keturunan. Nah, ini lho yang membuat saya selalu kuatir berlebihan.

Makanya saya sempat terheran-heran pertama kali melihat alm Bapak mertua saya begitu perhatian dan peduli sama kucing liar. Malah beliau sering menimang-nimang si kucing penuh kasih sayang. OMG ! Dan ternyata di luar dugaan keluarga kecil saya mulai suami dan anak-anak juga pecinta kucing . Wah acungi jempol deh.

Seiring waktu saat anak merengek mohon ijin memelihara kucing saya bersikeras menolak. Dengan alasan kuat tidak ada yang sanggup merawat seperti membersihkan kandang, juga memandikan kucing. Apalagi saya sekeluarga tinggal di perumahan yang tidak terlalu luas. 

Singkat cerita ada anak kucing liar di sekitar perumahan yang tersesat. Mungkin saat itu kehilangan induknya, menangis terseok-seok masuk ke pekarangan rumah. Sejak itu saya (terpaksa) belajar adaptasi menerima kehadiran seorang kucing di rumah. Sungguh pengalaman tidak terlupakan.

Kucing liar itu dinamai Gozonk, sesuai dengan warna kulitnya yang hitam legam. Gozonk diambil dari kata bahasa Jawa, gosong berarti hitam. SayangnyabGozonk akhir tahun lalu mati keracunan makanan karena dia lebih suka berkeliaran di luar rumah. Anak-anak tampak sedih merasa kehilangan. Mengingat Gozonk baru saja lahiran dengan 4 anaknya yang semua juga tiada satu persatu. Hikss.

Kini yang tersisa masih ada sepasang kucing Persia yang sudah seperti anggota keluarga. Mulai diperhatikan jam makan, cemilan dan persediaan air minumnya. Untuk urusan kandang, membersihkan kotoran, memberikan vitaman, dan memandikan berbagi tugas antara suami dan anak-anak.

Barusan si betina, Cemplon melahirkan 4 anak. Sayangnya semua tiada satu demi satu. Harap maklum karena Cemplon belum berpengalaman melahirkan pertama kali. Belum selesai ujian berdukanya, Cemplon mengalami infeksi pinggang kanan atasnya. Mengakibatkan jalannya pincang seperti kesakitan. Pokoknya kasihan deh, untuk tidur gelisah, enggak makan, susah buang kotoran juga.

Akhirnya saya memaksa PakSu untuk membawa Cemplon berobat lantaran tubuhnya panas. Begini juga rasanya mengalami hal tidak enak jika ada dalam keluarga yang sakit. Tidur tidak nyenyak bawaannya cemas dan panik. Apalagi melihat ada ceceran noda berwarna pink kadang merah atau kuning. Dilema juga itu cairan dari sisa nifas (pemahaman saya kucing melahirkan kayak manusia) atau luka lainnya.


Nah akhirnya bisa dapat perawatan lebih cepat dari dokter hewan rekomendasi tetangga. Dokter Dian sangat sabar dan baik hati berkenan diajak konsultasi seputar treatment kucing yang sakit. Jadi saya tidak sungkan bertanya sampai hal krusial seperti biaya untuk perawatan obat yang minimal.

Jelas terbayang rasa kekuatiran sobat Omtiks karena sebelumnya ada kerabat dekat yang membawa kucingnya berobat biayanya lumayan mahal. Sedihnya berlipat-lipat juga karena kucingnya tidak tertolong. Dengar-dengar sih sakit ginjal. Kapan ya ada BPJS untuk binatang, kan bisa dibuat seminimal mungkin. Hahahaha

Cemplon yang penurut meski sakit infeksi
Dokpri : omahantik.com

Kembali lagi ke cerita Cemplon tadi ya, Bu Dian ternyata bisa visit home juga lho. Tapi khusus treatment kucing yang sakit saja. Jadi catatan penting, nih andai nanti ada kejadian tidak terduga bisa japrian sama beliau.

Siang itu Cemplon diberikan obat dan disuntik antibiotik untuk mengurangi pembengkakan yang terjadi di punggung atas kaki kanannya. Karena sudah sangat membesar. Seperti tampak di gambar ada bulatan merah kelihatan menonjol setelah sebagian bulu Cemplon dicukur.

Paling anteng bisa patuh saat diberi obat
Dokpri : omahantik.com

Yang bikin hati bangga Cemplon dipuji Bu Dokter sangat patuh dan mudah diajak kompromi. Jadi tidak ada kendala memasukan obat selain disuntik sebelumnya. Wah hati langsung plong lega manakala Bu Dian memberikan dispensasi jika nanti dalam beberapa hari tidak ada perubahan sembuh bisa kembali lagi.

Ada masukan berarti juga nih, luka infeksi yang dialami kucing tadi akan mengecil dan tampak mengering dengan sendirinya. Salah satu tanda Cemplon berangsur-angsur sembuh. Tips lainnya jangan diberi makanan yang kasar seperti tulang melainkan makanan kering , dry food khusus kucing. Akan membantu proses penyembuhannya. Untuk sementara tidak dimandikan hingga lukanya sembuh total.

Nah sobat Omtiks, hikmah yang saya petik dengan kejadian Cemplon yang alami sakit menunjukan awalnya saya yang tidak suka dengan kucing lantas jadi sayang setelah belajar dari pengalaman si kecil yakni anak-anak yang selalu perhatian peduli dengan mahluk hidup lainnya. 

Keep Happy Blogging


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah mampir dan berkomentar, insyaalah saya akan berkunjung balik. Sukses selalu :)